CONTACT US

Memahami Gaya Bekerja Karyawan dengan Type Indicator Character Cavlent

Article

Memahami kualitas personal sumber daya manusia menjadi sebuah kebutuhan penting bagi perusahaan atau organisasi. Manusia sebagai motor pendorong perkembangan perusahaan perlu memiliki standar kualitas yang baik untuk memenuhi kebutuhan manpower perusahaan. Perusahaan juga perlu memahami kompleksitas kepribadian sumber daya manusianya untuk dapat menyikapi perilaku yang ada dan faktor dampaknya bagi perusahaan di masa depan.

Sejak puluhan tahun lalu pembahasan akan faktor kepribadian individu dalam konteks pekerjaan dan kaitannya dengan prestasi kerja telah lama bergaung di kalangan penggiat Human Resources Management, Corporate Psychology, serta Industrial and Organizational Psychology. Penelitian adanya hubungan antara kepribadian dan pola perilaku individu terhadap kesuksesan seseorang dalam dunia kerja, hingga pada kemajuan perusahaan dengan poros sumber daya manusia bukan lagi hal baru. Hasil dari beragam penelitian memunculkan konsep "gaya bekerja" yang mengintegrasikan dimensi psikologis individu yang relevan dengan pekerjaannya (Borman, Kubisiak, & Schneider, 1999). Konsep ini dideskripsikan dan diteliti oleh berbagai peneliti yang tertarik untuk menemukan dan menganalisa variabel psikologis kepribadian dan pola perilaku keseharian yang berkaitan dengan perilaku organisasi individu. Constantin et al. (2010) mendefinisikan konsep gaya kerja sebagai cara yang disukai karyawan untuk berhubungan dengan pekerjaan dan konteks organisasi kerja (faktor sikap) dan secara efektif melakukan tugas-tugas terkait pekerjaan (faktor perilaku).

Keterkaitan ini amatlah penting untuk dipelajari dan dipahami oleh perusahaan karena sumber daya manusia dewasa ini adalah penggerak yang akan membawa dampak signifikan pada perkembangan perusahaan. Lebih jauh Judd Adams (2001) dalam artikel ilmiahnya berpendapat bahwa masalah dan konflik dalam lingkungan kerja dapat muncul dari perbedaan gaya bekerja antar karyawannya. Dengan mengetahui dan memahami baik gaya bekerja diri sendiri maupun rekan kerja, konflik dapat dikurangi dan prestasi kerja dapat ditingkatkan. Mengetahui gaya bekerja, atau cara karyawan berpikir, merasakan, dan bertindak dalam organisasi dapat berkontribusi dalam menciptakan profil psikologis calon karyawan yang akan membantu memahami tingkat kesesuaian antara karyawan, pekerjaan yang akan diembannya, dan impact-nya ke visi misi perusahaan.

Sejak munculnya konsep gaya bekerja ini, para peneliti dan akademisi berupaya untuk menyusun metode terbaik untuk membuat tolok ukur terkait faktor kepribadian yang berkorelasi dengan prestasi kerja. Seringkali, perusahaan melakukan rangkaian pengambilan data kuesioner panjang, tahapan interview tatap muka, hingga upaya observasi non-partisipatori yang memakan waktu dan biaya untuk dapat mengukur kesesuaian gaya bekerja dan mengenal kecenderungan perilaku karyawannya. Namun di jaman modern ini, metode pengetesan klasikal personal assessment panjang dan rumit tersebut perlu disesuaikan karena adanya perubahan perilaku yang didasari oleh perkembangan teknologi.

Di era digital saat ini, perusahaan di dunia dituntut untuk bergerak dalam kecepatan penuh dengan memanfaatkan efektivitas serta efisiensi penggunaan teknologi yang kian mutakhir. Untuk menjawab tuntutan tersebut, Cavlent hadir sebagai Platform assessment tools berbasis online dengan metode Type Indicator Character (TIC) dengan cakupan analisa holistik, proses yang cepat, dan mendekati realitas. Output analisa Cavlent dapat dijadikan bahan pengamatan pelengkap bagi perusahaan dalam mengidentifikasi gaya bekerja dan potensi perilaku individu karyawan sebelum perusahaan memutuskan untuk merekrut, mempromosikan, memberhentikan, maupun melakukan mutasi kerja karyawan dalam konteks meningkatkan efisiensi.

Analisa gaya bekerja yang merupakan output dari TIC Cavlent terangkum dalam Report Gaya Bekerja yang terdiri dari enam kategori dengan 20 item turunan kecenderungan perilaku yang menjadi pokok penilaiannya. Kategori Pertama yaitu Mentalitas Berdasarkan Kuadran Profesi yang secara garis besar berupaya untuk menganalisa komposisi mentalitas individu, apakah ia memiliki mentalitas yang lebih dominan sebagai profesional / perorangan yang bekerja secara mandiri dan memiliki kebebasan untuk mengelola pendapatannya, ataupun mentalitas seorang pekerja untuk memperoleh pendapatan yang pasti, ataupun mentalitas pemilik usaha maupun mentalitas investor.

Kategori Kedua yaitu Peran Kerja yang menampilkan analisa dalam dua situasi berbeda yakni peran kerja individu dan peran kerja dalam tim. Peran Kerja Individu memperlihatkan dua peran kerja yang paling terlihat dari subyek bersangkutan dari total 4 peran kerja individu, di antaranya kemampuan individu untuk mengatur aktivitas dan sumber daya yang dimilikinya, serta kemampuannya untuk menentukan arah tindakan. Peran Kerja Dalam Tim memperlihatkan tiga peran kerja individu yang paling terlihat dari total 9 peran kerja dalam tim, di antaranya kemampuan individu untuk membangun jaringan atau kontak baru, kemampuan individu untuk bekerjasama dalam tim, dan kemampuannya untuk memastikan potensi yang dimiliki untuk merealisasikan ide.

Kategori Ketiga yaitu Preferensi Dalam Bekerja yang menganalisa kemandirian individu untuk maju dengan mengandalkan dan memotivasi diri sendiri dalam pengambilan keputusan. Apakah subyek tergolong mampu mengandalkan diri sendiri, atau tergolong individu yang cenderung membutuhkan peran partner, tim, atau pihak lain sebagai pendamping atau pendorong pengambilan keputusan.

Kategori Keempat yaitu Cara Menerima Informasi yang menampilkan lima cara penerimaan informasi paling dominan yang terlihat dari subyek dari total 7 cara penerimaan informasi yang ada. Contohnya seperti kemampuan individu menerima informasi melalui grafik, bagan, peta, atau diagram; Kemampuan individu memahami penjelasan lisan dengan penggunaan bahasa kiasan atau perumpamaan; Pemahaman informasi melalui kalimat tertulis, memori tubuh yang melibatkan gerakan-gerakan kecil; maupun pemahaman informasi melalui aktivitas dan pemahaman langsung. Termasuk di dalam kategori ini adalah pengaruh eskternal yang mempengaruhi cara penerimaan informasi seorang individu, memahami informasi melalui stimulus audio, serta stimulus emosi atau perasaan dalam proses pemahaman dan penyerapan materi.

Kategori Kelima yaitu Motivasi Untuk Bekerja yang menampilkan dua motivasi pendorong bekerja yang paling terlihat dari total 5 motivasi bekerja yang ada. Seperti Individu yang didorong oleh rasa sosial, termotivasi untuk membina hubungan dengan berkontribusi dalam kelompok sosial, dan memanifestasikan dirinya dalam keinginan untuk membantu sesama atau dalam kasih sayang terhadap keluarga dan teman. Sedangkan individu yang didorong oleh apresiasi, termotivasi dari orang lain yang bersyukur dan berterima kasih atas semua yang telah ia lakukan untuk mereka, dan sering kali akan melakukannya lebih dari apa yang diharapkan.

Pemahaman akan gaya bekerja individu karyawan merupakan kebutuhan penting perusahaan maupun organisasi, karena manusia adalah motor penggerak utama dalam kesuksesan mewujudkan visi misi perusahaan. Report Gaya Bekerja dapat dijadikan sebagai bahan pendamping pelengkap untuk memaksimalkan manpower management Perusahaan. Lebih mendalam dan terarah, Kamu dapat mengulas detailnya yang terangkum dalam analisa Report Gaya Bekerja.

Cakupan luas analisa TIC Cavlent tak hanya mampu menganalisa gaya bekerja individu, tetapi lebih daripada itu mampu menganalisa kecenderungan potensi Employability skill karyawan dengan pemaparan general yang dapat Kamu baca di artikel sebelumnya. Selain itu, analisa TIC Cavlent juga mampu menganalisa potensi perilaku kepemimpinan individu karyawan yang secara general dapat Kamu ulas di artikel Leadership Report berikutnya.

References
  1. Adams, J. (2001). Quality Gouvernment. Boulder CO, internet paper,. Retrieved from http://bama.ua.edu/~jrichard/Team_Skills/Team_Skills_Instructors_Info/Assignments/Work_Style_Questionnaire.PDF
  2. Borman, W., Kubisiak, U., & Schneider, R. (1999). Work styles. In N. Peterson, M. Mumford, W. Borman, P. Jeanneret, & a. E. (Eds.), An occupational information system for the 21st century: The development of O*NET (pp. 213-226). Washington, DC: American Psychological Association.
  3. Constantin, T., RUSU, A., NICULESCU, A., IANOŞ, A., NECHITA, V., & MOGOSANU, A. (2010). Work Style. Development and Validation of a Standardised Assessement Instrument. Annals of the Al. I. Cuza University, Psychology Series., 19.

Imelia Martinovita Santoso

@imelines
© Copyright 2024 Cavlent